Selasa, 15 Juli 2014

ILUMNI SMAN 76 Jakarta "Back To Classic"


KOPI - Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2014 dan menjalin silahturahmi antar alumni SMAN 76 Jakarta, maka Ikatan Alumni SMAN 76 yang disingkat ILUMNI SMAN 76 Jakarta mengadakan kegiatan yang bertemakan "Sehat, bugar dan kembali ke Tempo Dulu"  meliputi berbagai  rangkaian acara seperti fun walk, penggalangan dana bakti sosial , band akustik, angklung, dan layar tancap yang di langsungkan di SMAN 76 Jakarta.
Nandar Eka P selaku Ketua  ILUMNI SMAN 76 Jakarta  menjelaskan "Acara ini diselenggarakan untuk menjalin silahturahmi antar alumni SMAN 76 jakarta dan memperingati  hari pendidikan nasional acaranya meliputi fun walk, penggalangan dana bakti sosial, band akustik, angklung, dan layar tancap", paparnya (25/5).
Acara dibagi dua sesi, sesi pertama  fun walk yang dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB dan sesi kedua acara klasik dan penggalangan dana bakti sosial di mulai pukul 16.00 WIB sampai 21.00 WIB
Peby Safitri selaku ketua pelaksana mengatakan, "Acara ini di tujukan selain untuk menyehatkan badan dengan fun walk, kita juga bisa beramal melalui penggalangan dana bakti sosial dan penonton bisa bernostalgia dengan acara zaman dulu seperti layar tancep yang mengingatkan kita pada masa kecil sebelum ada banyak teater XXI atau cinema 21 serta mengenalkan kesenian daerah seperti alat musik angklung dan menyalurkan kreatifitas teman-teman dibidang musik melalui akustik, juga perform band", jelasnya.
"Acara ini dibuka untuk umum, selain para alumni dari SMAN 76, siswa-siswi, guru-guru, acara ini juga dihadiri oleh warga sekitar yang ingin melihat kreatifitas musik dan bernostalgia tentang masa lalu serta acara ini banyak hadiah-hadiah yang dibagikan",tambahnya
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Ilumni 76 disambut baik oleh para alumni,  siswa, dan guru-guru serta warga sekitar.terlihat dari antusiasnya para penonton dan peserta yang hadir di SMAN 76 tersebut.
Jannah(40) warga sekitar SMAN 76 Jakarta mengatakan "Acaranya positif dan bagus sekali mengingatkan masa muda dulu nonton layar tancep dan menghibur saat libur, hadiahnya bagus-bagus" senyumnya.
Acara yang diselenggarakan oleh ILUMNI SMAN 76 Jakarta ditujukan untuk  membangun silaturahmi dan memperingati Hari Pendidikan yang dikemas secara sederhana dan dapat membangun kreatifitas, mengenalkan alat musik tradisional dan bisa bernostalgia kegiatan masa lalu yang mungkin sudah terlupakan bisa dicontoh agar tidak lupa dengan sejarah serta kebudayaan indonesia  seperti kata-kata Bung Karno “JAS MERAH” yang artinya : Jangan sekali-sekali melupakan sejarah.(*)
By : Maulana Yusuf

link :  http://www.pewarta-indonesia.com/berita/pendidikan/13906-ilumni-sman-76-jakarta-qback-to-classicq.html

aktivis sayangkan hasil survei capres

Aktivis KM.UBK eka ratrianti menyayangkan perbedaan hasil survei yang
membingungkan masyarakat demi kepentingan masing-masing kubu
capres-cawapres saja dan kedua kubu yang saling mendeklarasikan
kemenangan terlalu dini hanya melalui survei saja tanpa menunggu
keputusan resmi KPU dapat memicu terjadinya konflik horizontal.
“Hasil survei yang berbeda memang membingungkan masyarakat dan saling
klaim kemenangan bisa membuat konflik antar pendukung seharusnya para
capres menunggu hasil resmi KPU jangan ngeklaim kemenangan dulu kasian
rakyat” ujar eka di Jakarta, Selasa (15/7/2014).
Dia menjelaskan, Baru pertama kali dalam sejarah penghitungan melalui metode hitung cepat memiliki versi hasil yang berbeda-beda, biasanya lembaga survei selalu memiliki hasil survei yang relatif sama dan bisa menggambarkan lebih dini siapa pemenangnya.
“Seolah-olah rakyat sengaja dibuat bingung dan para pendukung dibuat
larut dalam kemenangan sehingga nantinya para pendukung kubu yang
kalah akan berbuat anarkis jika ternyata capresnya gagal”. tambahnya
Empat lembaga survei memenangkan Prabowo-hatta diantaranya Puskaptis,
Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan jaringan suara
indonesia, sementara itu  7 lembaga survei  memenangkan Jokowi-JK
yaitu Litbang Kompas, Lingkaran Survei Indonesia, Indikator Politik
indonesia, CSIS, Populi center, RRI, dan Saiful Mujani Research
Center.

link :  http://www.kabarmahasiswa.com/aktivis-sayangkan-perdebadaan-hasil-survei-capres/

Jumat, 21 Maret 2014

Anak Muda Diberi Wawasan tentang Pemilu



KOPI,Jakarta -Menjelang Pemilihan Umum pada 9 April 2014 mendatang Komisi Pemilihan Umum Daerah Jakarta Timur bersama Relawan Demokrasi kembali mengadakan sosialisasi, kali ini sosialisasi dilakukan di Club Eksekutif Persada, jalan protokol Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, (20/3).

Sosialisasi ini dilakukan  dengan pola seminar yang bertema "Bersama Seluruh Elemen Masyarakat Jakarta Kita Sukseskan Pemilu 9 April 2014"  dengan mengundang peserta yang kebanyakan adalah anak muda pemilih pemula khususnya yang berdomisili Jakarta Timur.

Dengan pembicara Nurdin S.PdI (Ketua KPUD Jakarta Timur), Betty Epsilon Idroos S.P,. M.Si (Anggota KPUD DKI Jakarta), dimoderatori Aryo Sanjaya (komisioner KPUD Jakarta Timur).

Nurdin selaku ketua KPUD Jakarta Timur membuka dialog dengan pengenalan Partai Politik peserta pemilu dan menjelaskan bahwa pemilu adalah hal terpenting dari demokrasi, karena peralihan tongkat estafet pemerintahan dilakukan melalui pemilu.

"Mekanismenya adalah mencoblos bukan mencontreng dan pilihlah caleg yang menurut kalian layak, jangan mau diintervensi atau diancam dan jangan karena uang maka kalian memilihnya. Di dalam surat suara DPR terdapat 6 calon legislatif di setiap partai, DPRD terdapat 10 calon legislatif, dan untuk DPD di dalam surat suara ada 35 calon legislatifnya." papar Nurdin, Ketua KPUD Jakarta Timur (20/3).

Nurdin juga menjelaskan kepada pemilih pemula dan pemilih muda tentang mencoblos surat suara, juga mana yang cara mencoblosnya sah dan mana cara pencoblosan yang tidak sah.

Selanjutnya dilanjutkan oleh Betty Epsilon Idroos S.P,.M.Si (anggota KPUD DKI Jakarta) dalam materinya menyampaikan bahwa pemilu adalah pintu masuk dalam memilih pemimpin dan setiap lima tahun sekali pasti ada pemilihan umum. Anak muda harus melek politik. Mengingat pula di DKI Jakarta pemilih pemula usia 17-21 tahun mencapai 10,52% dan pemilih muda 17-30 tahun 32%. Jadi  pemuda adalah pemilih yang paling banyak saat pemilu.

Peserta juga diingatkan bahwa untuk surat suara DPR RI berwarna kuning, DPD berwarna merah, dan warna biru untuk DPRD.

Peserta seminar yang kebanyakan adalah pemilih pemula, cukup antusias mendengarkan sosialisasi tersebut. Seminar sosialisasi pemilu dilanjutkan dengan dialog bersama peserta seminar. Ade Saputra(18) salah satu pemilih pemula menanyakan, "Bagaimana dengan calon legislatif yang ketahuan menggunakan politik uang, atau memberi uang supaya dipilih?". Langsung ditanggapi oleh Betty, "Calon legislatif yang melakukan money politik bisa dipidanakan".
Kemudian datang lagi pertanyaan dari  Wisnu (21) menanyakan, "Bagaimana kalau belum terdaftar di DPT, dan kita tetap ingin menggunakan hak suara kita?". Dan ditanggapi oleh Betty, "Warga yang belum terdaftar dalam DPT dapat datang ke PPS (kelurahan) dengan membawa kartu identitas (KTP) dan akan terdaftar di DPK (Daftar Pemilih Khusus). Sedangkan jika ternyata sampai saat waktu pemilihan belum terdaftar dan belum mengurus ke petugas PPS kelurahan maka warga tersebut dapat menggunakan hak pilihnya dan dicantumkan di DPKTB (Daftar Pemilih Khusus Tambahan) dengan syarat harus punya KTP setempat," jelasnya.

Syarif (18) salah satu peserta sosialisasi mengatakan, "Sosialisasi ini bagus dan menarik karena kita jadi tahu bagaimana cara memilih yang benar dan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan kalau belum terdaftar di TPS, jadi nantinya kalau ada kawan atau keluarga yang nanya-nanya bisa kita jelaskan," ujarnya. (*)
Berita Oleh Maulana Yusuf, Jurnalis Mahasiswa Univ Bung Karno, Jakarta.